Kehebohan rilis dokumen rahasia WikiLeaks bakal terus berlanjut, dengan kebebasan Julian Assange. Bagaimana opini pendiri situs ini tentang perang?
INILAH.COM,
“WikiLeaks sedang menghadapi penyelidikan agresif dan rahasia dari aparat Amerika Serikat (AS), terutama yang terserang mereka karena rilisnya ratusan ribu dokumen diplomatik rahasia,” ujar Assange, sesaat setelah dibebaskan bersyarat oleh Pengadilan Inggris.
Menurut pria kelahiran Australia itu, situs yang ia dirikannya sedang menghadapi tuduhan yang tampak seperti investigasi ilegal. Ia memperhatikan sejumlah orang yang terafiliasi dengan situsnya ditangkap, diikuti, komputernya disita dan banyak lagi.
Assange yakin 80%, aparat AS sedang berusaha mencari cara mengekstradisinya dari Inggris menuju Amerika. Sehingga ia bisa dituntut secara hukum, atas tindakan spionase. Ia kini bergantung pada opini publik, bahwa kekuatan besar tampaknya tidak mengikuti jalur hukum.
“Saya kira ada penyelidikan agreasif karena beberapa orang kehilangan mukanya (akibat bocoran WikiLeaks). Beberapa lainnya bekarir untuk mengejar kasus populer, yang sebenarnya suatu hal untuk diawasi,” lanjutnya.
Pria yang mengawali karirnya sebagai peretas (hacker) ini mengkritik otoritas Swedia yang mencari jalan untuk mengekstradisi dirinya, dengan menuntutnya atas tindakan pelecehan seksual. Tuntutan itulah yang membuat dirinya harus mendekam di balik jeruji besi selama 10 hari.
“Ini yang sebenarnya perlu diawasi dengan teliti. Kami telah melihat perwakilan penuntut Swedia di pemerintah Inggris. Namun Pengadilan Inggris menyatakan mereka tak memiliki bukti yang cukup kuat,” katanya.
Bahkan, lanjut Assange, Swedia sama sekali tak memberikan bukti saat sidang dengar pendapat digelar beberapa hari lalu. Kejadian serupa, jika diperhatikan juga terjadi di Amerika. Assange menyatakan ada penyelidikan digelar di balik tangan, mengenai dirinya. “Namun tak ada komentar apapun yang sebenarnya sedang terjadi,” sambungnya.
Sementara situs WikiLeaks sendiri juga sibuk menghadapi gempuran yang berusaha menghentikan tindakannya. Menurut Assange, lebih dari 85% sumber ekonominya digunakan untuk menghadapi serangan-serangan itu. Mulai dari teknis, politik, legal hingga investigasi jurnalistik.
Upaya AS untuk menyerang Assange kini bergantung pada upaya menghubungkan dirinya dengan Bradley Manning. Serdadu marinir AS yang kini dipenjara di pangkalan militer Quantico, atas dugaan pembocoran informasi rahasia negara.
“Menyerang saya secara personal, takkan menghentikan apa yang dilakukan WikiLeaks. Orang biasanya menggambarkan WikiLeaks sebagai saya dan tas ransel saja. Ini tak benar, sebab kami adalah sebuah organisasi besar,” katanya.
Assange ditahan di Inggris karena tuntutan yang tak ada hubungannya dengan WikiLeaks. Melainkan karena surat perintah penahanan yang dikeluarkan pemerintah Swiss. Pengadilan Inggris memutuskan membebaskan dengan jaminan sebesar 200 ribu poundsterling dan Assange harus tinggal di mansion Ellingham Hall, milik seorang kawannya. Selain itu, pria berusia 39 tahun itu harus mengenakan gelang pengawas dan melapor ke aparat setiap hari.
0 komentar:
Posting Komentar