Selain    ditemukan danau dengan  permukaan air berwarna merah, di hutan Raje    Mandare di perbatasan  Bengkulu-Sumatera Selatan ini diketahui banyak    keanehan.
Menurut    Kasmidi, danau merah itu  sendiri juga aneh, setidaknya menurut    pengetahuannya. Sebab, meskipun  airnya terlihat berwarna merah, tetapi    kalau diciduk pakai tangan atau  gayung, airnya terlihat biasa saja.    Bening dan jernih.
Keanehan    lain, kata Kasmidi, ada  satu lokasi tak jauh dari danau yang    menimbulkan aroma pandan bila  malam hari. Hal itu tidak ditemukan pada    lokasi lain.
Masih    cerita Kasmidi, di hutan  Raje Mandare juga ada sejumlah satwa   raksasa.  Misalnya, kelabang dengan  lebar 30 cm dan panjangnya 50 cm,   burung  raksasa, dan kerbau yang  telinganya ada sarang lebahnya.
Yang    mengherankan, pohon-pohon  hutan yang tegak berdiri di atasnya pun    seperti mempunyai tatanan  tersendiri. Kalau tanah tempat pohon itu    tumbuh masih masuk wilayah  Tanah Basemah Pagar Alam, maka semua    pohonnya miring ke arah Pagar Alam.  Namun, kalau tempat tumbuhnya di    Bengkulu, maka pohon-pohonnya miring  ke arah Bengkulu pula, atau    berlawanan dengan arah Pagar Alam.
Masih     di daerah itu, semua jenis burung dan hewan hutannya cukup jinak,    tidak  takut terhadap manusia. Meski begitu, agar burung dan hewan tidak    lari,  pengunjung tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara.
"Ada    hal lain yang kami temukan,  seperti kelabang ukuran lebar 30 cm dan    panjang 50 cm, burung raksasa,  dan kerbau yang telinganya ada sarang    lebah atau tawon. Namun, kami  tidak tahu apa saja yang tersimpan di    daerah bukit Raje Mandare itu,"  ungkapnya.
Kepala    Dinas Pariwisata dan  Senibudaya setempat, Syafrudin, mengatakan,    daerah Rimbacandi memang  masih banyak menyimpan misteri yang hingga    kini belum dapat terungkap,  termasuk keberadaan bukit Raje Mandare yang    banyak memiliki peninggalan  sejarah.



0 komentar:
Posting Komentar