Gadis cilik yang berusia 10 tahun, Hannah Powell-Auslam, dari Southern California, mengejutkan dunia ketika ia didiagnosis terserang kanker payudara.
Vonis dokter itu diterimanya April 2009 dan ia telah menjalani operasi pengangkatan kanker langka yang disebut invasive secretory carcinoma. Menurut catatan kedokteran kanker ini diketahui pertama kali menyerang anak pada 1960, tetapi hingga sekarang pun kasusnya amat jarang.
Sekarang, Hannah sedang menjalani kemoterapi. Meski sudah mulai kehilangan sebagian rambutnya, gadis kelas 5 SD itu tetap bersemangat dan bertekad mengalahkan penyakit mematikan itu.
“Saya selalu berusaha memandang sisi positif segala hal,” kata Hannah, dalam wawancara yang ditayangkan dalam acara ABC Good Morning America, Rabu (3/6).
Hannah, menurut keluarganya, adalah gadis paling muda yang diketahui dan didiagnosis terserang kanker payudara setelah mengeluh gatal di bagian samping tubuhnya, April lalu. Sang ibu, Carrie, kemudian menemukan ada benjolan, dan ketika diperiksa lebih teliti ke dokter, benjolan itu ternyata kanker.
“Rasanya seperti sakit sepanjang waktu. Rasanya saya ingin berbaring di ranjang dan di kota kecil tertutup,” kata Hannah mengenai dampak kemoterapi yang dijalaninya.
Dalam upaya yang mendebarkan guna menyelamatkan nyawa Hannah, para dokter mengambil payudara kiri Hannah yang sebenarnya bisa dikatakan belum tumbuh pada 7 Mei.
Hannah merupakan satu dari antara segelintir bocah yang menderita kanker semacam itu. Namun karena umumnya pengobatan kanker dikembangkan untuk manusia dewasa, maka kemoterapi yang dijalani Hannah pun diperkecil kadarnya. ”Saya masih merasa sebagai anak-anak, tetapi, begitu tiba di rumah sakit, sepertinya saya jadi orang dewasa,” kata bocah periang itu.
Salah satu peristiwa yang mengharukan terjadi ketika Hannah hendak memulai kemoterapi yang dampaknya bisa merontokkan rambut. Waktu itu, seluruh keluarganya berkumpul untuk membuat suatu upacara selamat tinggal bagi rambutnya. Hannah memilih memotong dulu rambutnya sebelum kemoterapi berdampak. Begitu rambutnya dipotong seluruh keluarga bertepuk tangan. Bahkan, sang ayah, kakek dan adik laki-lakinya ikut memotong rambutnya sebagai tanda solidaritas.
“Ini memang menyakitkan. Dia tidak seharusnya melakukan itu. Saya bilang padanya ribuan kali, ‘Kalau saja aku bisa ambil itu darimu, akan aku lakukan’,” kata Carrie.
Dr Marisa Weiss, presiden dan pendiri Breastcancer.org yang juga penulis buku Taking Care of Your ‘Girls’: A Breast Health Guide for Girls, Teens, and In-Betweens (2008), mengatakan, munculnya sel kanker yang diderita Hannah itu bisa dipicu oleh polutan, pestisida dan hormon yang terkandung dalam makanan dan minuman tertentu.
“Kanker jenis ini sangat langka terjadi pada anak usia 10 tahun, dan kami sebenarnya belum tahu secara pasti mengapa bisa demikian. Kami pikir hormon esterogen punya peran penting dalam menumbuhkan sel kanker ini,” kata Marisa.
Weiss kini punya program berskala internasional yang dirancang untuk mendidik gadis usia 8-18 tahun tentang kesehatan payudara dan pencegahan kanker payudara. Ia sangat bersemangat tentang pendidikan pengetahuan tentang kanker pada perempuan sedini mungkin. “Memang jarang terjadi kanker pada anak kecil, tetapi bagaimana pun kejadian itu ada,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar